Public Speaking
assalamualaikum....
kali ini aku mau bahas tentang Public Speaking. Karena pada semester ini kebetulan dapat tugas mata kuliah Public Speaking dan juga ditugaskan untuk mencari tahu mulai dari Apa itu Public Speaking, Sejarah dari Public Speaking itu sendiri dan yang lainnnya seputar public speaking.
- Definisi Public Speaking
Public speaking adalah suatu bentuk komunikasi kepada sekelompok orang didepan umum (biasanya dalam bentuk ceramah atau pidato) yang bertujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi atau menghibur. Public Speaking merupakan rumpun keluarga Ilmu Komunikasi dimana mencakup kemampuan seseorang untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun perseorangan perlu menggunakan strategi, teknik yang tepat. Berdebat, menyampaikan pidato, memimpin rapat, Me-moderatori atau memandu sebuah acara, memandu sessi doa, melakukan debat dalam diskusi, memimpin sessi presentasi atau diskusi, menjadi presenter tv, mengajar dan lain sebagainya. Secara sederhana public speaking merupakan tata cara melakukan bicara di depan umum, secara runtut dan terencana, dengan tujuan tertentu.
- Sejarah Public Speaking
Ilmu public speaking yang saat ini sedang terus kita pelajari ternyata telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Ketika berbicara tentang nama-nama besar di sepanjang sejarah public speaking, nama Dale Carnegie tidak mungkin bisa dihindari. Dale Carnegie adalah salah satu pioner dalam bidang public speaking dan self development di dunia. Buku karangan beliau pada tahun 1936 yang berjudul How to Win Friends and Influence People masih menjadi best seller sampai hari ini.
Dale Carnegie lahir di Amerika pada tahun 1888. Dibesarkan di keluarga petani miskin mengharuskannya untuk melakukan berbagai cara agar dapat bertahan hidup, mulai dari berjualan susu sampai berjualan sabun. Tetapi dibalik kesusahan itu karakter-karakter luar bisa yang dimiliki oleh Dale Carnegie mulai terbentuk.
Di tahun 1911, Dale Carnegie yang hampir bangkrut mendapatkan sebuah ide untuk mengajarkan public speaking yang merupakan cikal bakal dari the Dale Carnegie Course. Ketertarikan masyarakat Amerika untuk belajar public speaking dan meningkatkan kepercayaan diri membuat nama Carnegie melambung dengan cepat. Sampai hari ini metode belajar yang digunakan oleh beliau masih diterapkan di lebih dari 80 negara lewat sebuah organisasi bernama Dale Carnegie Training.
Persiapan merupakan langkah awal dan langkah terpenting dalam proses public speaking. Dalam buku Public Speaking for Success, Dale Carnegie mengatakan bahwa lakukan persiapan dengan memikirkannya selama 7 hari dan memimpikannya selama 7 malam. Baliau juga memberikan contoh tentang bagaimana seorang public speaker hebat yang juga merupakan mantan presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln mengerahkan banyak tenaga untuk melakukan persiapan sebelum berpidato. Tidak dapat dipungkiri bahwa persiapan yang baik merupakan sebuah hal yang sangat penting bahkan pembicaraan hebat seperti Abraham Lincoln melakukan dengan sungguh-sungguh.
Tujuan utama dari setiap pembicara adalah menyampaikan pesan kepada audiens. Pesan tersebut bisa berupa informasi, himbauan, ajakan dan sebagainya. Jadi hal terpenting yang harus diperhatikan seorang pembicara adalah bagaimana caranya supaya pesan tersebut dapat sampai kepada audiens. Dale Carnegie memberikan sebuah metode yang sangat efektif berupa pengulangan yaitu dengan mengucapkan pesan yang akan di sampaikan, kemudian mengucapkan pesan tersebut, dan terakhir mengulangi pesan tersebut sekali lagi.
Perumpamaan tentang memancing yang disampaikan oleh Dale Carnegie mengajarkan kita untuk mempunyai pola pikir yang berorientasi pada audiens. Ketika berbicara di depan umum yang perlu dipikirkan adalah apa yang ingin audiens kita dapatkan bukan apa yang ingin kita dapatkan. Sebuah pidato dikatakan berhasil apabila audiens mendapatkan manfaat dari pidato tersebut. Jadi alangkah baiknya apabila sebelum berpidato kita sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh audiens kita.
- Perkembangan Public Speaking
Sebelum ada istilah Public Speaking, maka lahirlah istilah Retorika, sebelum masehi-SM di Yunani.
Retorika adalah seni sekaligus ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dengan tujuan menghasilkan efek persuasif. Selain logika dan tata bahasa, retorika adalah ilmu wacana yang tertua yang dimulai sejak zaman Yunani kuno. Hingga saat ini, retorika adalah bagian sentral dalam pendidikan di dunia barat. Kemampuan dan keahlian untuk berbicara di depan audiens publik dan untuk mempersuasi audiens untuk melakukan sesuatu melalui seni berbicara adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan seorang intelektual (Johnstone, 1995). Retorika sebagai cabang ilmu berkaitan erat dengan penggunaan simbol-simbol dalam interaksi antar manusia.
Dalam sistematisasi retorika Aristoteles, aspek terpenting dari teori dan dasar pemikiran retorika adalah tiga jenis pendekatan untuk mempersuasi audiens, yakni logos, pathos dan ethos. Logos adalah strategi untuk meyakinkan audiens dengan menggunakan wacana yang mengedepankan pengetahuan dan rasionalitas, sementara pathos adalah pendekatan yang mengutamakan emosi atau menyentuh perasaan audiens dan ethos adalah pendekatan moral menggunakan nilai – nilai yang berkaitan dengan keyakinan audiensi. Di abad ke-20, retorika berkembang menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan dengan berkembangnya pengajaran tentang komunikasi publik dan retorika di sekolah-sekolah menengah dan universitas-universitas pertama di Eropa dan kemudian meluas hingga kawasan-kawasan lain di dunia. Harvard, sebagai universitas pertama di Amerika Serikat, misalnya telah lama memiliki kurikulum mata kuliah dasar sebagai Retorika sebagai salah satu mata kuliahnya (Borchers, 2006). Dengan berkembangnya ilmu komunikasi, pembelajaran retorika lebih meluas lagi. Saat ini retorika dipelajari dalam ruang lingkup yang luas dalam bidang pemasaran, politik, komunikasi, bahkan (linguistik). Propaganda menjadi fenomena retorika yang sangat menarik. Ketika orang berlomba-lomba mendesain kata-kata untuk mempengaruhi orang lain, itu membuktikan bahwa seni merangkai pesan sangat berpengaruh dalam berkomunikasi.
Elemen-elemen dalam public speaking
Dalam public speaking terdapat beberapa elemen, yakni: speaker, message, audience, noise, context, channel, ethics.
A. Speaker (Pembicara)
Dalam public speaking, pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan atau informasi melalui ceramah yang relatif lama dan tidak mendapatkan interupsi dari audiens. Public speaker adalah pusat dari transaksi pesan yang terjadi. Dalam praktiknya, seorang public speaker tidak hanya berbicara saja, dia juga harus memiliki ketrampilan untuk berinteraksi dan mengontrol percakapan dengan audiens yang terjadi sesekali sehingga pesan yang disampaikkan menjadi hidup. Ketrampilan inilah yang sesungguhnya harus dimiliki oleh seorang public speaker. Pertama-tama, seorang public speaker hendaknya memahami siapa dirinya. Dia adalah orang yang sedang memberi pengaruh bagi banyak orang atas apa yang dia katakan. Oleh karenanya, pemahaman yang tepat akan materi, perencanaan yang matang, dan penguasaan panggung yang handal perlu dimiliki olehseorang public speaker yang berpengaruh.
B. Audience
Public speaking memiliki audiens yang relatif besar. Pada umumnya, audiens yang dapat terhitung sebagai public audience adalah 10-12 orang sampai ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang. Audiens dalam public speaking ada dua macam. Yang pertama adalah immediate audience atau audiens langsung, yakni mereka yang dikenai langsung oleh pesan yang disampaikan oleh public speaker. Sedangkan remote audience atau audiens jarak jauh adalah mereka yang terkena dampak tidak langsung oleh pesan yang disampaikan oleh pembicara. Semakin besar pengaruh seorang public speaker maka semakin besar juga remote audience yang dipengaruhinya.
Karena audiens adalah pihak yang dipengaruhi oleh pesan dalam public speaking, speaker harus benar-benar memperhatikan siapa audiensnya. Di dalam public speaking, walaupun seorang speaker sudah mahir, tetaplah harus melakukan audience research, yakni kegiatan untuk meneliti, mengklasifikasikan, serta menyimpulkan siapa audiensnya. Untuk audiens yang belum dikenal sama sekali, biasanya riset bisa dilakukan dengan menelpon pihak penyelenggara acara untuk menanyakan siapa audiensya (usia, jumlah, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll), lalu melakukan konfirmas melalui mencari lewat internet atau membaca referensi mengenai kelompok audiens tersebut.
C. Message
Pesan dalam public speaking terdiri dari tanda-tanda verbal maupun nonverbal. Di dalam public speaking, menyusun sebuah pesan tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Sama seperti ketika menentukan karakteristik audiens, menyusun pesan pun harus didahului dengan riset. Bahkan, dalam membungkus pesan pun, speaker harus menggunakan bahasa dan gaya bahasa yang bervariasi, disesuaikan dengan siapa audiensnya, topik yang akan dibahas, serta di mana tempat public speaking-nya.
D. Noise
De Vito (2009) membedakan antara noise dengan signal. Jika signal adalah segala macam informasi atau pesan yang ingin didengar oleh audiens maka noise adalah segala sesuatu yang tidak ingin didengar dan mengganggu audiens saat menerima signal. Karena public speaking bisa dalam bentuk verbal maupun non-verbal maka noise-nya pun juga dalam bentuk verbal dan nonverbal. Speaker hendaknya benar-benar berlatih mengelola noise ini karena acapkali noise bisa tidak terkontrol. Misalnya: microphone yang rusak atau suara sirine yang sangat kencang.
E. Context
De Vito (2009) membagi konteks ini menjadi konteks fisik, psikososial, temporal, dan konteks cultural. Konteks fisik adalah tempat dan lingkungan yang sebenar-benarnya yang digunakan sebagai tempat berbicara (ruangan, lapangan, gedung, dll), beserta peralatan dan perlengkapan yang ada di dalamnya. Ruangan yang sempit menyebabkan speaker harus berbicara dengan persiapan yang berbeda dengan ruangan yang luas atau lapangan. Konteks psikososial merupakan hubungan antara speaker dengan audiensnya. Bagaimana karakter dan latar belakang speaker dan audiens serta hubungan di antaranya selalu mempengaruhi pesan yang disampaikan. Konteks temporal meliputi waktu dan jam di mana public speaking itu dilakukan. Konteks cultural mencakup kepercayaan, gaya, nilai-nilai, bahkan gender dan perilaku dari speaker dan audiens yang dibawa pada saat presentasi.
F. Channel
Channel adalah sebuah medium untuk membawa signal pesan dari pengirim kepada penerima. Dalam public speaking channel ini wujudnya bisa bermacam-macam, baik secara visual maupun non visual, misalnya melalui slide-slide di computer atau video, gambar-gambar, dan lainnya.
G. Ethics
Ethics berbicara tentang benar atau salah atau implikasi moral dari pesan yang disampaikan. Seorang speaker harus menguasai hal-hal apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan ketika menyampaikan suatu pesan.
Menjadi Publik Speaker yang Efektif
Setiap orang potensial menjadi public speaker yang efektif, karena setiap orang memiliki potensi menjadi pemimpin dengan keunikan dan perbedaan mereka. Untuk menjadi public speaker yang efektif, maka perlu melakukan persiapan, menjadikannya sebuah kebiasaan, menghindari dari kesalahan dan terus melakukan public speaking. Pada bagian ini akan memberikan beberapa tips untuk menjadi public speaker yang baik.
1. Komitmen dengan topik
Seorang public speaker haruslah antusias dan komitmen terhadap topik yang disampaikan. Untuk antusias dan komitmen tersebut, maka seorang pembicara perlu untuk menguasai dan melakukan riset terlebih dahulu terhadap topik. Audiens akan lebih tertarik pada topik yang disampaikan, apabila public speaker menyampaikan secara antusias, komit dan menguasainya. Jika ada topik yang tidak dikuasai, maka janganlah berbicara tentang topic tersebut.
2. Jangan berpikir tentang anda
Sering kali, sebelum naik ke podium untuk berbicara, public speaker memiliki ketakutan terhadap pandangan audiens tentang dirinya. Untuk itu janganlah coba-coba berpikir tentang sesuatu yang akan menimpa anda, namun tetaplah fokus dan menguasai topik yang akan dibicarakan. Selain itu, dalam bebicara pada public, hindarkan diri untuk menonjolkan diri sendiri, karena audiens akan merasa bosan dengan penilaian-penilaian subyektif yang anda berikan.
3. Lakukan persiapan
Hanya sedikit yang dapat berbicara secara efektif tanpa beberapa persiapan, dan jika ada sedikit saja kesalahan, maka dapat menimbulkan rasa panik gugup. Untuk itu, ada baiknya melakukan persiapan lewat penelitian dan latihan. Dengan persiapan, akan membuat anda lebih santai, fokus dan percaya diri.
4. Fokus
Fokus pada topik dan persiapan yang telah dilakukan, serta berusahalah menguasai lingkungan disekitar panggung. Saat anda fokus, anda akan berupaya untuk mengorganisir pembicaraan anda secara lebih baik.
5. Temukan contoh-contoh yang sempurna
Dalam berbicara berikan contoh-contoh yang baik dan tepat. Contoh-contoh tersebut dapat berasal dari pengalaman atau sumber-sumber lain. Contoh-contoh akan lebih memudahkan audiens untuk mengingat topik yang dibicarakan.
6. Minimilasir catatan
Banyak orang menghafal pidato atau mereka membuat daftar panjang catatan dengan melampirkan berbagai metode. Pendekatan ini mengurangi kemampuan alami anda untuk berkomunikasi, karena merubah anda dari seorang pembicara menjadi pembaca. Jadilah akrab dengan pidato anda dan cukup nyaman untuk melakukan perubahan jika diperlukan.
7. Hadirkan diri anda dalam pidato anda
Anda harus tetap fokus dan menyatu dengan pidato yang anda berikan. Keberadaan anda tampak dari pidato yang anda sampaikan.
8. Berhubungan dengan audiens
Membangun hubungan dengan audiens dapat dengan memperhatikan body language seperti senyum, tatapan mata dan gerakan tubuh. Berhubungan dengan audiens akan membantu audiens untuk tetap fokus dan tertarik pada pidato yang anda sampaikan.
9. Kuasailah media yang digunakan
Jika anda mengunakan media lain dalam berpidato, maka upayakan anda menguasai media tersebut. Media akan membantu audiens memahami pidato yang diberikan, akan tetapi jangan sampai media yang menguasai panggung anda.
sumber :
http://blogpsikologi.blogspot.com/2015/11/sejarah-dan-perkembangan-public.html
http://rickyanggili.blogspot.com/2013/05/public-speaking-sebuah-pengantar.html
sumber :
http://blogpsikologi.blogspot.com/2015/11/sejarah-dan-perkembangan-public.html
http://rickyanggili.blogspot.com/2013/05/public-speaking-sebuah-pengantar.html
mantul👍🏻 post an nya
BalasHapusMakasih🙏
Hapus