Sejarah Perkembangan Sastra Dunia
Karya sastra yang dibukukan |
Sastra adalah sebuah karya cipta yang berasal dari dalam pikiran manusia yang dituangkan melalui alat yang bernama bahasa dan disalurkan melalui lisan maupun tulisan. pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit mengenai sejarah perkembangan sastra dunia.
Satra dunia merupakan karya-karya sastra besar dari seluruh penjuru yang diakui keberadaannya (kualitas karyanya). Karya-karya seperti puisi, cerpen maupun novel dan lain – lain. Istilah sastra dunia awalnya dipakai oleh Johann Wolgang von Goethe (1749-1832), seorang sastrawan dan pemikir Jerman. Dia sangat menguasai karya-karya besar sastra dalam bahasa aslinya, khususnya bahasa Inggris, Perancis, dan Italia. Perhatiannya kepada dunia Timur juga sangat besar, antara lain pada dunia Islam dan Cina. Yang sampai sekarang masih kental dengan definisi yang disuarakan Goethe, bahwa sastra dunia adalah sastra kanon yang membicarakan masalah universal.
sekitar 4.000 tahun lampau, karya sastra pertama ditulis dalam bentuk prosa liris, antara lain the epic of Gilgamesh dan Mahabharata yang bermula dari tradisi lisan. sejak itu hingga kini, pada awal abad ke 21, sastra dunia telah berkembang, melahirkan berbagai aliran dan gaya, serta karya-karya dari para pengarang hebat dari berbagai zaman dan negeri.
berikut penggolongan sastra dunia berdasarkan seberapa jauh bahasa-bahasa pembawanya tersebar ke seluruh belahan dunia :
Golongan pertama adalah sastra-sastra yang ditulis dalam bahasa-bahasa bekas kaum penjajah—bahasa-bahasa Prancis, Spanyol, Portugis dan—terutama—Inggris. Lagipula, lembaga penerbitan di khazanah bahasa-bahasa itu memang luar biasa kuatnya, sehingga jadilah mereka agen-agen globalisasi yang kuat. (Maka kita paham kenapa sastra Argentina dan sastra Brasil mudah ditangkap oleh industri perbukuan di dunia ini.)
Golongan kedua adalah sastra-sastra yang ditulis dalam bahasa-bahasa yang terpelihara sejak dari masa klasik ke masa modern—misalnya saja, bahasa-bahasa Arab, Turki, Cina, Jepang. Sementara itu, minat dunia akademik di Barat terhadap bahasa-bahasa ini juga sudah melembaga lantaran bangsa-bangsa yang membawa bahasa-bahasa tersebut (pernah) telanjur kuat dalam sebaran agama, perdagangan, dan diaspora terkait.
Golongan ketiga adalah sastra-sastra yang ditulis dalam bahasa-bahasa Eropa “pinggiran”—misalnya bahasa-bahasa Rusia, Finlandia, Swedia, Cek; bahkan bahasa-bahasa Albania, Polandia, Lithuania. Mereka ini bukan hanya “saudara sepupu” Eropa Barat; dalam lapangan seni budaya, mereka pernah menyumbang banyak kepada gerakan modernisme artistik.
Golongan keempat adalah sastra-sastra dalam bahasa-bahasa setempat yang, betapapun lebih terbaca luas di negeri-negeri bersangkutan, tertutup (kepada dunia luar) oleh sastra berbahasa bekas-penjajah, misalnya Inggris. Ini kasus untuk sastra-sastra yang ditulis dalam bahasa-bahas Hindi, Tamil, Telugu, Mayalayam, Bengali, Urdu di anak benua India dan Pakistan, misalnya.
Golongan kelima adalah sastra-sastra nasional yang dijajakan oleh bangsa-bangsa yang bersangkutan ke seluruh dunia, sebagai bagian dari kiprah mereka sebagai kekuatan ekonomi dan budaya yang baru. Misalnya saja sastra Korea Selatan dan Cina. (Sebagaimana kita tahu, Korea Selatan, adalah negeri yang sangat bersistem mengembangkan ekonomi kreatif.)
Golongan keenam adalah sastra-sastra yang ditulis dalam bahasa-bahasa nasional yang tidak dikenal dunia; dan bangsa-bangsa yang bersangkutan pun tidak menjalankan diplomasi budaya yang genah, yang bisa membuat hasil-hasil seni dan sastra mereka dikenal masyarakat internasional. Sastra Indonesia termasuk ke golongan ini.
Tak terkira jumlah karya sastra yang sudah dihasilkan oleh bangsa-bangsa di dunia ini.
Tokoh- tokoh sastrawan yang fenomenal :
1.Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (1796-1854)
adalah seorang sastrawan melayu. Karya terpentingnya adalah novel autobigrafinya yang berjudul "hikayat Abdullah" (ditulis antara 1840-1843 dan diterbitkan pada 1849).. Kisah ini bersifat realis, hidup,, dan kritis, menandai perubahan gaya lama dalam sastra melayu yang bersifat istana-sentris. Abdullah lahir di Kampong Pali, Malaka pada tahun 1798 dengan nama lengkap Abdullah bin Abdul kadir Munsyi sebagai seseorang dari keluarga terpelajar. Istilah munsyi yang ditulis mendahului atau mengikuti namanya memiliki arti guru atau pendidik. Abdullah adalah keturunan pedagang Arab Hadrami, juga mempunyai darah keturunan Tamil dan juga Melayu.
2. Sir Walter Scott
Sir Walter Scott merupakan pengarang inggris yang paling tersohor di Inggris bahkan Dunia pada abad ke-19. Lahir di Scotlandia 15 agustus 1771 dan meninggal 91 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 21 september 1832. Lewat cerita-cerita romantic dan puisi naratif yang diangkat dari kisah-kisah sejarah beliau menghasilkan karya-karyanya dan yang paling popular adalah Waverly dan Ivanhoe.
3. Kahlil Gibran
Gibran Khalil Gibran lahir di Basyari,Lebanon dari keluarga Katolik Maronit. Basyari sendiri merupakan daerah yang kerap disinggahi badai, gempa serta petir. Tak heran bila sejak kecil, mata Gibran sudah terbiasa menangkap fenomena-fenomena alam tersebut. Inilah yang nantinya banyak memengaruhi tulisan-tulisannya tentang alam.
Gibran menulis drama pertamanya di Paris dari tahun 1901 hingga 1902. Tatkala itu usianya menginjak 20 tahun. Sebelum tahun 1918, Gibran sudah siap meluncurkan karya pertamanya dalam bahasa Inggris, "The Madman", "His Parables and Poems". Persahabatan yang erat antara Mary tergambar dalam "The Madman". Setelah "The Madman", buku Gibran yang berbahasa Inggris adalah "Twenty Drawing", 1919; "The Forerunne", 1920; dan "Sang Nabi" pada tahun 1923, karya-karya itu adalah suatu cara agar dirinya memahami dunia sebagai orang dewasa dan sebagai seorang siswa sekolah di Lebanon, ditulis dalam bahasa Arab, tetapi tidak dipublikasikan dan kemudian dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam bahasa Inggris pada tahun 1918–1922.
4. Emile Zola
Sastrawan ternama yang lahir di Prancis ini merupakan pelopor aliran Naturalisme, corak utama sastra Prancis pada abad ke-17. Sukses pertamanya dimulai dengan melahirkan novel Theresa Requin dan dipuncak karyanya ia melahirkan Germinal yang diikuti karya yang kadangkala dianggap kontroversial, seperti Nana yang dianggap berbau pornografi.
Karyanya yang lain adalah Les Rougon-Macquar, La Fortune des Rougos, Le Ventre de Paris, Les Heritiers Rabourdin, La Conquete de Plassans, Son Excellence Eugene Rougon, L'Assommoir, Renee, La Debacle, Les Trois, Les Quatre Evangiles, dan L’ouragan.
sumber :
Kurnia, A. (2019). Ensiklopedia sastra dunia. DIVA PRESS.
Komentar
Posting Komentar